Kamis, 20 November 2008

Banyak peristiwa ”kebetulan” demi ”kebetulan” yang aku alami dalam hidup ini...
Perjalananku untuk mendapatkan pendamping hidup sangatlah unik, aku menikah di usia 32 tahun, tak terasa kulewati sekian lama waktu hingga akhirnya benar telah kutemukan pendamping hidupku, seorang wanita yang kehadirannya telah membuat hidupku penuh dengan warna-warni pelangi membentang dari ujung ke ujung menutup batas cakrawala...
Istriku adalah bak putri purnama dari negeri dongeng, keindahannya mampu melembutkan hati seantero negeri, dan semuanya menjadi riang gembira, bekerja, menari, menyanyi bersama kehadirannya...
Hidup tidak lagi seperti sepi seperti dahulu, bunga tak lagi layu dalam buaian irama sendu, semua menjadi nampak indah dimataku, amarah menjadi luruh, kesombongan menjadi runtuh, Hatiku mengharu biru...
Betapa kusyukuri nikmat yang telah Allah berikan, segala karuniaNya hanyalah sarana bagiku untuk lebih MencintaiMu ya Allah, Segala puji hanya untukMu...

Karena sebuah ”kebetulan” aku ditugaskan ke tasikmalaya pada bulan januari 2008, di event tersebut aku mengenalnya secara tak sengaja, karena keceriaannyalah kami dapat bercengkerama dengan ceria, saling berbagi kisah tentang ”mimpi” dan betapa banyak anugerah yang kami terima dalam hidup yg singkat ini. Mimpi kami hanya sekedar menjadi sederhana dalam hidup, cinta kami hanyalah cinta sederhana pada sang Khalik, begitu sederhana hingga kami tertawa bersama menyadari betapa sederhananya keinginan kami.
Rutin sebulan sekali aku usahakan slalu mengunjunginya ke rumah, rajapolah tasikmalaya menjadi saksi betapa berani dan nekat aku memperkenalkan diri dihadapan keluarga besarnya, betapa kesibukan pekerjaan membuatku tak bisa banyak kesempatan untuk memilih waktu, Hingga kami putuskan untuk menikah pada tanggal 1 Juli 2008, 6 bulan aku mengenalnya sudahlah cukup bagiku untuk memantapkan hati dan ambil keputusan melangkah lebih jauh dalam hubungan kami, tidak seperti yang dibayangkan semula pernikahan kami begitu ”sederhana” namun begitu bermakna bagi kami, istriku sependapat denganku bahwa kami jangan pernah kehilangan esensi dari nilai sebuah pernikahan, tidak silau dan tertipu dengan warna yang nampak diluarnya, karena bagi kami hanya ridlo Illahi Robbi yang kami harapkan.

”Pesta” sesaat itu telah usai, kembali seperti hari yang kemarin, masing-masing telah kembali jalani ritme hidupnya yang berputar bagai roda. Setelah hari itu kami berdua sempatkan pulang ke Malang tempat asalku, tidak banyak yg kami lakukan karena baru sehari dirumah aku dapat kabar harus segera kembali ke kantor untuk menyelesaikan prosses rencana kepindahanku dari jakarta ke surabaya.
Sekarang surabaya menjadi rumah ketigaku setelah Malang dan Tasikmalaya, aku mempunyai amanah dan tanggung jawab yg harus kuemban disini walau dengan berat juga karena sementara harus berpisah dulu dengan istri dikarenakan kesibukannya sebagai guru TK di Tasikmalaya tidak bisa dengan begitu saja langsung ditinggalkan. Namun demikian sebulan sekali kami masih sempatkan bertemu ....

Rabu, 19 November 2008

Aku

"Seperti meraba-raba dalam kegelapan

Jika tempuh perjalanan tanpa tujuan"

Aku berhenti untuk bertanya

Karena semua pertanyaan

Hanya ada untuk sang ketidak tahuan

Dengan begitu kutemukan diriMu

Ada didalam diriku

Aku dan Kamu

Begitu sederhana

Begitu indah

....